Montessori-Inspired Phrases to Use Instead of Hitting

Memukul Disiplin Montessori | Montessori-Inspired Phrases

Mungkin salah satu hal yang paling mengkhawatirkan Anda sebagai orang tua adalah ketika melihat malaikat kecil Anda yang sempurna berubah menjadi sebuah mesin yang menggigit, menendang, dan memukul temannya saat bermain. Pertama, ini adalah hal yang memalukan – perilaku dan karakter anak Anda adalah cerminan dari pola asuh Anda. Kedua, Anda tidak ingin orang lain membenci anak Anda karena perilaku agresif mereka. Sehingga, dalam banyak kasus, orang tua bereaksi secara impulsif untuk memperbaikinya, seperti dengan memarahi atau memukul anak. Bagaimanapun juga reaksi besar seperti ini lebih mendatangkan keburukan daripada kebaikan. Itulah sebabnya mengapa Anda perlu memahami pendekatan disiplin dalam Montessori, dan cara yang tepat untuk menangani situasi tersebut.

Mengapa Disiplin dalam Montessori Menolak Pukulan?

Otak anak Anda dibanjiri informasi setiap hari. Banyak dari informasi ini memicu emosi. Terkadang, mereka kewalahan dengan semua hal yang terjadi di sekitar mereka, dan mereka tidak tahu bagaimana menangani informasi dan emosi tersebut.

Ide disiplin secara Montessori adalah untuk membantu anak memahami apa yang mereka rasakan dan mengapa mereka bereaksi dengan cara tertentu. Tujuannya adalah untuk membantu mereka mengembangkan coping mechanism yang sehat untuk emosi yang meluap-luap dan membantu mereka memahami perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Semuanya dilakukan tanpa membuat mereka merasa malu di depan orang lain.

Kalimat Inspirasi Montessori untuk Digunakan Alih-alih Memukul

Berikut adalah beberapa ucapan atau kalimat yang terinspirasi dari Montessori yang dapat Anda gunakan ketika anak Anda menunjukkan perilaku tidak baik dan agresif.

“Yuk, kita istirahat sebentar.”

Begitu Anda melihat anak Anda merasa tidak nyaman dan gelisah, bawa mereka pergi dari situasi tersebut dengan mengajak mereka untuk istirahat bersama Anda. Tujuan Anda di sini adalah untuk menenangkan mereka. Anda dapat berbicara tentang apa yang mengganggu mereka dan pastikan mereka tahu bahwa Anda mendengarkan mereka.

Cari tempat yang tenang dan ajak anak untuk mengambil napas yang dalam atau menyanyikan lagu yang tenang dan menyenangkan bersama.

Anda juga dapat mengajari anak Anda latihan mindfulness untuk membantu mereka mengembangkan cara yang sehat untuk menenangkan diri dan mengendalikan emosi serta perilaku dalam situasi sulit. Mengambil napas yang dalam bersama-sama sebanyak sepuluh kali adalah teknik pemusatan perhatian yang sederhana dan efektif agar anak Anda menjadi tenang.

 

“Apakah kamu baik-baik saja?”

Jika Anda melihat anak Anda memukul atau menggigit anak lain, periksa dulu anak yang menjadi korban tersebut. Dengan cara ini, Anda menunjukkan kepada anak Anda apa yang dia lakukan. Akan jauh lebih efektif untuk menunjukkan efek dari tindakannya daripada menguliahi anak Anda. Tidak perlu terlalu dramatis, cukup tunjukkan bahwa Anda juga peduli pada anak yang lain. Anak Anda mungkin akan menawarkan pelukan atau meminta maaf.

 

“Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan itu.”

Jika Anda melihat anak Anda merasa gelisah dan agresif saat berada di dekat anak-anak lain, pastikan Anda tetap berada di dekat mereka sehingga Anda dapat mencegah dan menghentikan mereka memukul anak-anak lain. Jika mereka akan memukul anak lain, tahan tangan mereka dan katakan, “Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan itu padanya.”

Idenya adalah untuk menjadi tegas, tetapi tidak marah. Tetap tenang, tetapi jelaskan kepada anak Anda bahwa Anda mencegah mereka menyakiti anak-anak yang lain.

Inilah sebabnya betapa penting untuk tidak menunjukkan reaksi berlebihan setiap kali anak Anda menunjukkan perilaku seperti itu. Bisa jadi mungkin mereka mengulangi perilaku tersebut untuk mendapatkan perhatian dari Anda. Lebih buruk lagi, anak Anda mungkin mencari cara lain untuk mendapatkan reaksi besar dari Anda.

 

“Kamu kesal, ya?” / “Kamu marah, ya?”

Seperti yang dikatakan sebelumnya, anak-anak dapat dengan mudah kewalahan oleh emosi mereka. Sering kali, mereka tidak dapat memahami dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Hal ini sering mengakibatkan perilaku agresif. Dengan demikian, menggunakan kalimat ini akan membantu anak Anda dalam memahami emosi mereka.

Di sisi lain, jika anak Anda lebih besar dan lebih verbal, Anda dapat menanyakan apa yang mereka rasakan. Diskusikan hal ini dengan tenang. Anda dapat membaca buku bersama atau menggambar orang yang merasakan berbagai jenis emosi.

“Ayo cari benda yang lain untuk dipukul/digigit.”

Biasanya, balita memukul atau menggigit bukan karena marah, tetapi karena mereka mencoba mengeksplorasi dorongan fisik. Jika Anda melihat anak Anda menjadi agresif saat marah, tawarkan cara lain untuk mengekspresikan kemarahannya. Anda dapat menawarkan bantal untuk dipukul, ditendang, atau ditinju, atau teether untuk digigit yang dapat membantu memuaskan dorongan tersebut.

 

“Hari ini kita di rumah saja, ya.”

Banyak orang bilang mencegah lebih baik daripada mengobati. Dalam hal ini, cara terbaik untuk menghentikan perilaku agresif adalah dengan mencegahnya terjadi sejak awal. Jelas, Anda tidak bisa selalu melakukan ini setiap saat. Namun, Anda dapat menggunakan ini untuk mengamati ketika anak Anda menunjukkan perilaku negatif. Dengan cara ini, Anda dapat mengidentifikasi pola dan melindungi anak Anda dari situasi yang tidak diinginkan yang dapat memicu mereka.

Idenya adalah untuk mengidentifikasi faktor pemicu yang membuat anak Anda marah dan menyadari saat mereka mengalami masa-masa sulit.

 

“Ayo kita bicara tentang apa yang terjadi di area bermain hari ini.”

Tergantung pada usia anak Anda, Anda dapat mendiskusikan perasaan apa yang memicu tindakan atau reaksi agresif. Misalnya, Anda dapat mengatakan, “Mama lihat kamu menendang Tommy ketika dia mengambil bola milikmu. Mama tahu kamu tidak suka ketika orang lain mengambil mainanmu, tetapi Mama tidak ingin kamu memukul dan menyakiti siapa pun.”

Dari sini, Anda dapat menawarkan reaksi alternatif untuk anak Anda, seperti meminta bantuan orang dewasa, atau memberi tahu teman anak Anda bahwa anak Anda belum selesai bermain dengan mainannya.

 

“Kamu tetap di samping Mama sampai kamu tenang, ya.”

Jika Anda melihat anak Anda mulai menunjukkan perilaku agresif, dan Anda berdua tidak bisa pergi, beri tahu anak Anda untuk tetap berada di sisi Anda sampai dia aman untuk bermain dengan orang lain. Anda mungkin harus memegang tangan mereka dan menjaga mereka tetap dekat dengan Anda.

Jika anak sudah tenang, beri ia kesempatan lagi untuk bermain dengan anak-anak yang lain. Jika Anda merasa perlu, Anda bisa tetap berada di dekat mereka sehingga Anda dapat mencegah anak Anda melakukan tindakan agresif.

“Bagaimana perasaanmu jika…?”

Meskipun penting untuk mendiskusikan perasaan anak Anda, penting juga untuk membantu mereka memahami bagaimana perasaan orang lain dari perilaku agresif mereka. Ini adalah cara yang baik untuk mengajarkan empati.

Tetap tenang, netral, dan jangan menghakimi ketika Anda bertanya kepada anak Anda “Bagaimana perasaanmu jika Tommy menendangmu?”

Jika mereka tidak dapat menjawab, katakan bagaimana perasaan Anda, seperti “Mama akan merasa takut dan sedih jika kamu menendang Mama.”

 

“Sudah waktunya kita pulang.”

Jika Anda berada di area bermain dan Anda melihat anak Anda terlalu agresif dan berperilaku tidak baik kepada orang lain, jangan ragu untuk mempersingkat waktu bermainnya. Tentu saja, anak Anda mungkin kesal atau bahkan marah kepada Anda, tetapi ini jauh lebih baik daripada melihat mereka menyakiti anak-anak yang lain. Namun, pastikan Anda melakukannya dengan cara yang penuh kasih dan rasa hormat. Tidak perlu mempermalukan anak Anda atau melakukannya sebagai bentuk hukuman.

Tidak pernah mudah bagi orang tua mana pun untuk melihat anak mereka berperilaku tidak baik kepada orang lain. Namun, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi perilaku ini. Anak-anak membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua mereka, dan teknik disiplin Montessori ini dapat Anda gunakan untuk membantu mereka.

3 Responses

  1. Ping-balik: yehyeh com
  2. Ping-balik: blog link

Comments are closed.

Montessori Diploma 3-6 Years Online Course
Montessori Lower Elementary 6-9 Years Certificate Course
Montessori Certificate 3-6 Years Online Course
Short Certificate Courses 2-6 Years for Parents and Educators